Sunat Cincin Metode Sofin

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sunat, salah satunya adalah kesehatan. Pasalnya sunat membuang prepusium (kulup Penis) yang dapat menimbun smegma (kotoran) di pangkal kepala penis. Di samping itu, menurut beberapa pakar kedokteran, sunat juga bisa mengurangi risiko terserang HIV-dua hingga delapan kali lipat dibanding tidak sunat. Meskipun ada manfaatnya tetapi seorang anak lelaki kadang takut dengan cara-cara penyunatan konvensional.

Maka, Sofin Hadi menciptakan sebuah alat yang berfungsi mengurangi rasa sakit. Namanya alat sunat cincin. Sofin Hadi yang ketika sedang menjalani dinas dokter PTT (Pegawai Tidak Tetap) di Puskesmas Merden, Banjarnegara, Jawa Tengah kerap mendapat tugas menyunat. Di desa ini sunatan merupakan kejadian besar. Banyak orang tua yang anak-anak dikhitan membuat pesta besar-besaran. Untuk melaksanakan khitan pun dipilih yang termahal, terbaik dan tercanggih alatnya. Bahkan yang absurd, mereka acap memaksakan diri meminta obat ampuh, agar ankanya tidak kesakitan dan cepat sembuh. Kelakuan dari pasiennya ini membuat Sifin memeras otaknya untuk menciptakan alat khitan tanpa keluar darah dan tanpa jahitan.


Usaha demi usaha dilakukan Sofin untuk menciptakan alat khitan sesuai keinginannya. Pada tanggal 8 Juli 2001 adalah hari bersejarah bagi Sofian, karena ketika itu untuk pertama kalinya beliau berhasil menciptakan alat khitan sesuai keinginannya dan langsung diujicobakan pada sahabat karibnya yang dua jam lagi akan menikah tapi terlebih dahulu harus dikhitan. Alat khitan ini kemudian diberi nama Sunat Cincin Metode Sofin.

Metode sunat memakai cincin ini polanya memakai prinsip menjepit kuncup kelamin laki-laki dengan alat khusus yang terpasang dalam kurun waktu tertentu. Sehingga kulit bagian luar serta kulit bagian dalam kuncum pakan menyambungdengan sendirinya. Untuk itu , secara praktis sunat memakai metode ini tidak membutuhkan jahitan dan perban. Berikutnya, penjepit yang difungsikan sebagai cincin terbuat dari karet sedang penahannya terbuat dari plastik.

Selepas cincin dan penahan mencepit kuncup, maka bagian ujung kuncup dipotong sedang cincin dan penahannya tetap terpasang selama 24 jam. Selama cincin terpasang, anak bebas buang air kecil sebab lubang penahannya besar sehingga tidak menganggu keluarnya air seni dan setelah 24 jam terpasang, cincin dilepas dan luka sudah kering. Pada 13 Oktober 2001, MURI (Museum Rekor Indonesia) memberikan kepada Sofin Hadi pengahargaan atas termuanya. Tekor yang berhasil ditorehkannya adalah rekor ke 618 sebab Sofin adalah orang pertama yang menemukan metode sunat tanpa luka.
Tag : artikel, tokoh
Back To Top