Ngerampok Pacar Dadakan

Dulu aku pernah jadi anak jaad, pasalnya gara-gara kelakuan temenku yang salah mencet nomer telpon. Jadi ceritanya temenku lagi dapet gebetan baru, seru dong, pengennya nelpon muluuuu. Masalahnya temenku ini sama sekali belom pernah ketemu sama cowok yang saban malem nelponin dia. Sampai suatu ketika, si cowok udah kebelet pengen ketemu sama temenku. Tapi temenku ga mau nemuin, takut kalo orangnya keren dan gagah perkasa seperti gatot kaca. Takut kalo orangnya baek hati, suka menabung, rajin membantu orang tua, gemar menolong sesama, pokoknya gemah ripah loh jinawi dan terakhir takut jatuh cinta beneran secara temenku ini niatnya cuma iseng doang. Karena semua ketakutan yang muncul secara dibuat-buat itu akhirnya temenku mohon-mohon ke aku supaya menggantikan posisinya, ketemuan alias kopi darat. Wadoh masalah nih, pikirku.

"ntar kalo orangnya jelek, serem, jaad kek preman pasar ikan gimana?"
"yah.. pinter-pinter elo lah Win.."
"trus kalo orangnya baek, keren, cakep gimana?"
"kenalin sama aku, ntar elo pura-pura nyomlangin kami.."
"buset, seger di elo garing di gua dong."
hehehheehe "pliss deh.. aku ga siap nih buat ketemuan."
"aahhh dasar" gerutuku memutuskan obrolan siang itu.

But the last, akulah yang menjadi penggatinya buat nemuin cowok telponan (sebutanku untuk hubungan mereka). Sesuai hari yang dijanjikan aku bersiap sedia ketemuan dengannya. Aku berpura-pura menjadi temenku yang bernama Yanti. HaPe Yanti aku bawa supaya tidak ketahuan kalau aku sedang bohong. Kami ketemuan di Jeti (terminal bis dan juga tempat penyembarangan kapal feri yang merapat dari Pulau Penang ke Penang Prai).

Sore itu ramai orang yang ingin pergi ke Pulau Penang. Aku yang sudah benar-benar siap mental dan akan menjalankan aktingku melangkah santai ke arah seorang cowok yang memang sudah menungguku sedari tadi. Setelah basa basi sebentar kami pergi ke sebuah mall di Pulau Penang. Aku yang waktu itu berperan menggantikan temenku sudah berniat "akan kubikin kapok cowok ini". Soalnya dari tampangnya aku sudah tau kalau selama ini dia bohong sama temenku.

Selama mereka telponan, cowok yang belakangan aku kenal bernama Ardi ini mengaku kalau dia kerja di sebuah perusahaan, keren, tubuh tinggi ramping, rambut pendek lurus. Kenyataannyaaaaaaaa cowok itu bertubuh padat (gendut yang diperhalus), berambut keriting mirip mie instant dan panjang pula. Bener-bener sebuah kebohongan yang harus di bayar lunas saat itu juga. Niatku waktu itu adalah membobol isi dompetnya dan langkah pertama yang aku lakukan adalah mengajaknya makan. Kami pergi ke KCF dan aku segera pesan burger XXL. Tau dong burger ini berukuran jumbo.

Aku ingat pada pesan guru SMA ku dulu. "Kalo kalian ga suka sama cowok yang lagi naksir kalian, cara bikin dia ga suka adalah makanlah dengan gaya rakus seperti orang kelaparan di depannya" Aku rasa inilah saat yang tepat membuktikan nasehat guruku. Jadi pas pesenanku sampai, tanpa banyak cin cong, burger segede gaban itu aku lahap dengan rakusnya dan dalam hitungan menit langsung khatam tak berbekas. Waktu cowok itu membayar makanan kami aku sempet melirik isi dompetnya, hmmm lumayan banyak juga. Selesai makan aku minta di belikan lagi 3 porsi menu lengkap makan siang, buat temenku di rumah.

Setelah itu kami keluar dan jalan-jalan di mall tersebut, kesempatan ini ga ku sia-siakan, aku menuju ke hypermart yang ada di mall tersebut. Membeli segala kebutuhanku mulai dari sampo, sabun, pewangi pakaian, deterjen dan masih banyak lagi, semua kebutuhan pokok dalam sebulan aku ambil dan sampai di kasir cowok itu dengan rela hati (mungkin) membayar semua belanjaanku. Intinya sore itu aku kalap belanja barang yang aku suka.

Setelah aku fikir uang di dompetnya sudah menipis, aku segera buru-buru pengen pulang. Alasanku takut kemalaman. Sampai di rumah aku ceritain semua sama Yanti yang asli. Kami tertawa cekikikan sambil menikmati makanan yang aku bawa. Tapi aku bilang itu adalah pertemuanku yang pertama dan terakhir sebab aku memang ga mau ngambil resiko terlalu jauh. Lagipula aku merasa kasihan dengan temanku kalau sampai nanti dia yang menanggung akibat perbuatanku.

Sebulan setelah itu iseng aku bertanya pada Yanti, gimana nasib hubungan mereka. Yanti bilang setelah aku pertemuanku itu, dia segera ganti nomor telpon dan ga tau gimana kabar cowok itu lagi. Huff.. syukur deh akhirnya selesai juga, ngga kebayang kalau seandainya mereka masih tetep berhubungan, dan cowok itu tau kalau sedang di kerjai, mungkin dia akan membalas dendam akibat isi dompetnya dirampok sama gebetannya sendiri. :)



cerita ini sebagai partisipasi di kontes SAWERAN KECEBONG 3 WARNA yang di adakan oleh Jeng Susan, Jeng Dewi, Jeng Nia, yang di sponsori oleh Jeng Anggie, Desa Boneka dan Kios 108
Tag : iseng
Back To Top