Di Intip Neraka

"Win"
aku kaget dengar suara dari HaPe ku yang tiba-tiba saja berbunyi, sempat kulirik jam di dinding
"hmmm hampir jam duabelas" gumamku dalam hati

aku diam

"Win" kembali HaPe ku menjerit tanda SMS masuk
"Po?" dengan malas aku menjawab sekenanya
"Bulan ini mantanku pulang dari Taiwan, ngajak ketemuan, piye?"

aku terdiam, bukan karena malas menjawab, tapi aku tertegun tepatnya berfikir. Apa yang harus kutulis. Jelas ini perkara yang tidak sederhana. Siapa sih yang ga suka ketemu sama mantan pacar, apalagi saat sedang kisruh sama pasangan.

"Nek sampeyan iso noto ati yo monggo" Aku memancing pendapatnya lewat jawaban yang sepertinya mendukung acara pertemuan itu.

"Aku yo jane arep pethok, tapi wedi konangan bojoku" SMS berlanjut.

Aku tersenyum membaca jawabannya. Bersyukur karena temanku masih ingat takut walaupun bukan sama Tuhan tapi sama suami sendiri yang menurutku sama saja. Lalu ku ceritakan bahwa dulu ada seseorang yang mengalami masalah serupa seperti temanku ini. Lewat pertemuan pertama itu terjadi pertemuan yang kedua dan selanjutnya. Akhirnya beras yang sama-sama dimasak menjadi bubur dan ketika sadar sudah tidak mungkin merubahnya kembali menjadi beras apalagi padi. Beruntung karena temanku akhirnya faham bahwa ketika pertemuan terjadi, sesuatu yang diinginkan kemungkinan besar juga bisa terjadi.

"Aku wedi diintip neroko"
sambil tersenyum aku membalas dan mengakhiri SMS tersebut, "Wis tho mbak, dadi ibu sing apik ae buat anakmu"

Tag : iseng
Back To Top