Manakah yang Benar Insyaa Allah atau Insha Allah?

Penulisan kalimat Insyaa Allah dengan Insha Allah yang benar selalu menjadi perdebatan di masyarakat.  Karena berasal dari bahasa Arab, maka ketika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia tentu saja akan terjadi perubahan. Oleh karena itu diperlukan transliterasi dalam penulisan kalimat ini.

Pada prinsipnya tidak ada masalah yang serius mengenai benar atau tidaknya kalimat tersebut. Namun berbeda jika ditulis dalam bahasa Arab. Penulisan yang salah akan merubah arti dari “Jika Allah menghendaki” menjadi “Menciptakan Allah”.

Agar tidak terjadi perdebatan, berikut ini akan dijelaskan  apakah salah jika menulis kalimat insyaa Allah menjadi insha Allah?
sumber: tabayyunnews.com
Allah ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 70 yang artinya:

“Mereka (Bani Israil) berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk Kami agar Dia menerangkan kepada Kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena Sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi Kami dan Sesungguhnya Kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).”
     
Ayat ini diturunkan karena ketika itu terjadi perdebatan tentang sapi betina yang ingin disembelih sesuai ayat tersebut. Masyarakat Bani Israil sibuk berargumen tentang kriteria sapi yang sesuai dengan ayat tersebut untuk disembelih. Disini menggambarkan bahwa urusan yang sebegitu mudahnya bisa menjadi sulit jika orang lebih mementingkan syarat daripada niat. Padahal Allah tidaklah memberatkan umatnya atas segala perintah yang diturunkan lewat ayat-ayatNya.

Begitu juga dengan penulisan kalimat  إِنْ شَاءَ اللَّهُ  dalam bahasa Indonesia. Masyarakat masih sering berdebat tentang bagaimana menulis kalimat ini dengan benar, bahkan seorang ulama seperti Zakir Naik ikut mengambil bagian tentang bagaimana cara menulis kalimat  إِنْ شَاءَ اللَّهُ 

Bahasa Arab memang menjadi panduan dasar untuk menuliskan kembali dalam bahasa Indonesia. Jika dalam bahasa Arab menggunakan huruf hijiyah seperti ا (alif), ب (ba), ت (ta) dan seterusnya maka dalam bahasa Indonesia ditulis dengan huruf alphabet A-B-C dan seterusnya. Perbedaan inilah yang akhirnya mengharuskan adanya transliterasi yaitu penulisan bahasa asing kedalam bahasa Indonesia.

Insya Allah jika ditulis dalam bahasa arab seperti ini: إِنْ شَاءَ اللَّهُ
artinya “Jika Allah menghendaki.
Jika di eja per kata dengan “In Syaa-a Allaah” atau disambung menjadi “In syaa-allaah

Namun jika ingin menulis kalimat insyaa Allah menjadi insha Allah dalam bahasa Indonesia tidaklah mengapa. Karena huruf  ش dibaca SYAA dan huruf  ص dibaca SHAA. Berbeda dengan beberapa Negara lain seperti Inggris, Malaysia, Brunei yang menulis huruf ش dan ص  kebalikan dari bahasa Indonesia.

Hal ini hendaknya tidaklah menjadi perdebatan karena tiap Negara memiliki perbedaan terhadap transliterasi perubahan dari bahasa Arab ke bahasa Negara masing-masing.

Yang menjadi masalah adalah jika menulis kalimat  إِنْ شَاءَ اللَّهُ secara berbeda menjadi  إنشاء الله maka akan terjadi perubahan arti. Karena  إِنْ شَاءَ اللَّهُ artinya Jika Allah menghendaki. Namun إنشاء الله Artinya Menciptakan Allah.
Kalimat  إِنْ شَاءَ اللَّهُ Terdiri dari dua kata, yaitu:

  1. Kata [ إِنْ ], artinya jika.
  2. Kata [ شَاءَ ], artinya menghendaki.
Jika digabung dalam satu kalimat menjadi  إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Maka jika di transliterasikan dapatlah ditulis dengan insyaaAllah, insyaa Allah, inshaaAllah dan inshaa Allah. Tidak ada yang baku di sini, karena ini semua transliterasi. Yang penting bisa mengucapkannya dengan benar, sesuai teks arabnya.



Back To Top