Dampak Buruk Pada Psikologi Anak yang Sering Bertengkar


Pertengkaran yang terjadi pada anak sebenarnya adalah proses dari perkembangan psikologisnya. Pada saat bertengkar mereka sedang berusaha membentuk pertahanan diri terhadap sesuatu yang diinginkannya. Oleh sebab itu kadangkala pertengakaran pada anak dapat berhujung pada perkelahian dan saling menyakiti. 

Pertengkaran yang berhubungan erat dengan emosinya akan berpengaruh pada psikologis anak dan akan berdampak buruk jika terus berlanjut hingga dewasa. Sudah menjadi tugas orang tua dalam mengontrol emosi anak agar kelak dia menjadi pribadi yang tidak emosional apalagi bertemperamen kasar.

Ada beberapa dampak buruk yang terjadi pada psikologi anak dan akan terus berlanjut. Apa sajakah itu? berikut ulasanya.

Kurangnya keterampilan dalam menyelesaikan konflik atau masalah
Sebagai orang tua kita tidak bisa terus menemani dan membantunya menyelesaikan masalahnya. Ada saat dimana anak bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Anak yang kerap bertengkar akan kesulitan mengatur emosinya sehingga untuk menyelesaikan masalahnya yang paling sederhana sekalipun ia tidak mampu melakukannya.

Rasa cemburu dan dendam terhadap orang lain
Rasa cemburu, jengkel, merasa diacuhkan adalah beberapa penyebab anak bertengkar, jika terus berlanjut anak akan memiliki rasa dendam dan berusaha membalas perbuatan orang lain satu hari nanti. Rasa dendam pada anak akan sulit diketahui jika anak bertife introvet atau pendiam. Namun bukan berarti orang tua tidak bisa melihatnya. Gerak laku anak dapat mewakili apakah dia menyimpan dendam pada orang lain. Penting bagi orang tua untuk terus melakukan pendekatan pada anak yang kerap bertengkar dengan temannya, jangan sampai pertengkaran itu tersimpan dalam hatinya dan menimbulkan rasa ingin balas dendam.

Mudah marah, frustasi dan stress
Keliru bila anda menganggap anak tidak bisa stress. Stress adalah kondisi yang berkaitan erat dengan emosinya dan pertengkaran salah satu yang dapat memicu stress pada anak. Tanda awal anak mengalami stress adalah mudah marah. Jika hal ini terjadi, jangan biarkan berlarutan. Peluk anak dengan kasih sayang, dengarkan keluhannya dan jadilah teman yang menyenangkan bagi anak anda. Dengan begitu anak dapat meredakan emosinya dan jauh dari stress.

Mudah terpengaruh orang lain
Prilaku buruk anak bisa terjadi karena perlakuan orang tua dan lingkungan. Lingkungan yang berkaitan dengan orang-orang disekitar tempat tinggalnya sedikit banyak akan berpengaruh pada perkembangan psikologisnya. Jadi penting bagi orang tua untuk mengetahui dengan siapa ia bergaul. Apakah temannya suka  mengajaknya berkelahi dengan orang lain, atau anak sendiri kerap berkelahi dengan temannya. Jika ya, maka segera ambil tindakan bijak untuk menjauhkan anak dari hubungan pertemanan yang tidak sehat tersebut agar tidak berlarutan.

Perfeksionis, tidak bisa menerima kesalahan orang lain
Menjadi lebih baik tidaklah salah namun berambisi untuk menjadi perfek pada setiap kegiatan tentu kurang baik apalagi jika melibatkan orang lain. Dampak buruk yang dirasakan oleh anak yang kerap bertengkar ketika ia dewasa adalah tidak bisa menerima kesalahan orang lain. Anak akan mengukur segala bentuk kesuksesan dari kacamatanya sendiri tanpa mau mendengarkan apalagi menerima kesalahan orang lain. Sikap begini tentu tidak baik dan dapat merusak hubungannya dengan orang lain.


Back To Top