Medan Napoleon, Antra Outlet Resmi dan Calo

Maaf sebelumnya


Ini bukan tulisan yang mengandung unsur kebencian karena saya bukan haters Medan Napoleon hanya sekedar curhat tentang pengalaman saat ingin membeli cake yang katanya sedang hits di kota kelahiran saya. Medan.

Medan Napoleon adalah puff pastry yang berisi varian rasa kemudian di balut bolu dan diberi varian topping di atasnya. Konon semenjak launching cake ini sudah merebut perhatian warga baik itu dari medan maupun luar kota Medan. Jika berkunjung ke Medan orang akan mengingat untuk membawa pulang Bika Ambon, Bolu, dan Durian. Kini ada Medan Napoleon yang menambah list oleh-oleh untuk dibawa pulang.

Pada lebaran tahun 2017 ini saya dan keluarga yang biasanya menetap di Pekanbaru mudik ke kota kelahiran saya di Medan. Sebagai pemudik tentu donk saya kepo tentang apa saja yang sedang trend di kota yang sudah lama saya tinggalkan ini. Nah, salah satu yang sedang melejit yaitu Medan Napoleon. Sebelum nanya-nanya saya langsung cek Ig resminya @medannapoleon. Oh produknya Irwansyah nih, pikir saya. 

Keinginan untuk membawa pulang Medan Napoleon tentu langsung masuk dalam list oleh-oleh. Apalagi keluarga di Pekanbaru langsung WA minta dibawakan cake yang dilihat dari fotonya saja udah ampun deh bikin ngiler. #elapIler


Varian Rasa Mendan Napoleon terdiri dari:

  • Medan Napoleon Chese 
  • Medan Napoleon Durian 
  • Medan Napoleon Ekstra Cheese 
  • Medan Napoleon Great Chocolate 
  • Medan Napoleon Green Tea 
  • Medan Napoleon Red Velvet 
  • Medan Napoleon Tiramisu 
  • Medan Napoleon Caramel

Masing-masing varian memiliki topping yang berbeda dan menggugah selera tentunya.

Dari informasi yang saya dapat mengunjung Medan Napoleon sangat ramai apalagi pas moment lebaran dan liburan. Banyak orang beralih oleh-oleh dari yang tadinya berburu bolu meranti, durian dan bika ambon ke Medan Napoleon.

Untuk mengantisipasi saya berinisiatif datang ke outlet resminya sore hari saja dengan asumsi tentu pengunjung sudah banyak berkurang sebab hari sudah sore. Sebelum sampai di outlet resminya saya melihat banyak penjual Medan Napoleon di pinggir jalan. Sontak saya heran dan berfikir Apakah Mendan Napoleon memang dijual di pinggir jalan seperti ini? Kenapa cake yang katanya hits ini ternyata dijual dengan image yang murahan sekali? Saya tidak langsung berhenti dan makin penasan bergegas menuju outlet resminya. 

Sesampainya di sana saya melihat orang antri panjang mengular untuk membeli cake enak ini. Namun pemandangan aneh tentang banyaknya para pedagang tidak resmi di kanan, kiri dan depan outlet resminya sangat banyak. Melihat hal ini saya mengurungkan niat untuk masuk antrian dan memperhatikan pada pedagang Medan Napoleon berburu pembeli. Banyak di antara pembeli yang malas antri akhirnya memilih untuk membeli di pinggir jalan saja. 

Iseng saya datangi salah seorang pedagang dan bertanya:
"Kak, berapa harga yang caramel?"
 "70.000" Jawab si kakak enteng. 
Saya berkerut jidat dan pamit untuk masuk ke outlet resminya. Disitu ada banner tentang jenis produk dan harganya. Kerutan di jidat saya makin banyak ketika melihat selisih harga yang lumayan jauh. Jika di outlet resminya  Medan Napoleon Caramel di bandrol dengan harga 55.000 di pinggir jalan harganya menjadi 70.000 artinya selisih 15.000. Wah, ngga bersahabat sekali ini harga untuk mamak-mamak hemat seperti saya.

Kemudian saya balik ke kakak penjual yang dipinggir jalan tadi mencoba menawar harga dan makin kepo dengan harga Medan Napoleon yang lain. Dari hasil kepo itu dapatlah saya angka pasti bahwa selisih per produk minimal 10.000. Timbul naluri investigasi dadakan dalam diri untuk bertanya tentang kenapa banyak sekali orang yang berjualan Medan Napoleon di pinggir jalan padahal sudah ada outlet resminya. 

Si kakak menjawab, "Di dalam rame kali banyak orang malas antri jadi jualanlah kami disini, orang sama-sama cari makan kok" Jawab si kakak dengan logat Medan. 
"Barangnya dapat dari mana, Kak?" Lanjut saya. 
"Ya, dari karyawan di dalam. Jadi beli apa ngga, Dek, habis nanti ini sebentar lagi loh" 
"Hehehe ngga jadi kak, besok ajalah awak kesini". Jawab saya. Sebelum pergi saya melihat seseorang dari dalam outlet, entah siapa, datang membawa beberapa kotak Medan Napoleon untuk dijual si kakak tersebut. 

Keesokan harinya saya sengaja datang pagi-pagi sekitar pukul 07.30. Sesampainya saya disana pemandangan seperti kemarin terulang lagi. 

Ya ampun... ternyata mereka datang lebih cepat dari pada saya. 

Toko baru saja dibuka dan pengunjung sudah antri mengular. Pedagang lepasan di pinggir jalan yang jual Medan Napoleon juga makin banyak sampai dekan ke  outletnya Ucok Durian. Akhirnya fixlah ngga jadi beli, dengan alasan saya malas ikut antri panjang banget. 

Kedua saya ngga mau beli di pinggir jalan takut bukan produk yang fresh dan kebersihannya juga kurang terjamin karena debu yang berterbangan di pinggir jalan cukuplah mengkontaminasi cake yang sedang hits di Medan ini.

Gagal mendapatkan Medan Napoleon tak semestinya tidak ada rejeki untuk menikmati cake yang memang enak banget ini. Setelah beberapa bulan pulang dari Medan ada seorang teman yang bertugas di Medan dan membawakan saya oleh-oleh Medan Napoleon. Senang? pasti donk, selain enak dapetinya gratis. #DikeprukPanci.

Sempat saya bertanya tentang kronologis pembelian cake ini, kata teman saya para calo masih ada tapi tinggal sedikit dan antrian di outlet juga tidak terlalu ramai mungkin karena musim lebaran dan liburan sudah usai.
Kalau kamu pernahkah mengalami hal serupa? tidak jadi membeli barang karena banyaknya calo sehingga membuatmu ilfill untuk membeli?

Back To Top