Wabah Covid-19 Ini Semoga Tidak Mengubah Kita Jadi Brutal

Dwina.net - Hampir seluruh negara merasakan dampaknya karena virus ini tidak mengenal siapapun dan tak memilah ketika memilih.

PIRO4D/Pixabay

Awal tahun dunia digegerkan dengan wabah yang awalnya bernama Pneumonia Wuhan karena ditemukan pertama kali memang di Wuhan, China. Namun sejak bulan lalu virus ini yang konon bernama Corona mampir dan menyebar di Indonesai, otomatis memicu kepanikan. Entah pemerintah panik atau ngga. Tapi tidak bisa dipungkiri makin kesini wabah ini makin menakutkan penduduk.

Corona virus bisa menempel dimanapun terutama di benda yang sering dipegang orang ramai. Ketika tersentuh otomatis dia pindah ke tangan kita dan ketika tangan menyentuh mata, hidung atau mulut dia masuk ke dalam dan merusak paru-paru serta saluran pernafasan. Itu makanya gejala awal covid-19 adalah badah terasa panas, batuk kering dan pusing. Seperti flu tanpa disertai hidung meler.

Mungkin catatan ini tidak berguna bagi kalian yang lebih dulu sudah mendapat informasi dari berbagai lini. Ini hanya sekedar catatan pribadi bahwa saat ini sejak bulan Maret 2020 Indonesia terkena dampak Corona yang awalnya para politisi atau orang yang ngaku pinter tapi keblinger di Jakarta sana menafikan bahwa Indonesia kebal dengan berbagai argumen. Kini mulut mereka terbungkam dengan naiknya pasien positif covid-19 yang sampai hari ini secara menyeluruh menyentuh angka 1500-an. Kelak catatan ini akan menjadi pengingat bagi saya dan anak-anak saya.

Dampak dari corona melibas semua aspek.
  1. Sejak virus ini memasuki Indonesia terjadilah keadaan yang bikin netes air mata tiap hari. Bayangkan sekolah diliburkan dalam batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
  2. Para pekerja di perintahkan untuk berkerja dari rumah.
  3. Laju moda transportasi macet.
  4. Kerumunan dihentikan seperti Car Free Day.
  5. Kegiatan ibadah tidak boleh di rumah ibadah tapi lakukan di rumah. Agama apapun itu.
  6. Orang-orang disuruh jaga jarak aman sekitar 1 meter.
  7. Tidak boleh menggelar pesta atau sejenisnya yang menyebabkan orang berkumpul.
  8.  Pusat perbelanjaan, cafe, hotel, tempat wisata ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
  9. Pasar-pasar ditutup.
  10. Keadaan mencekam. Thats the point.
congerdesign/pixabay

Jika sudah begini maka laju ekonomi terhenti totally. Para pedagang yang pemasukannya harian langsung macet. Dan kita tau sendiri bahwa 80 persen penghasilan rakyat Indonesia adalah pemasukan harian. Namun sejak wabah melanda, negara sepi ekonomi kembang kempis. Semua orang berusaha save money dengan tabungan yang ada.

Mungkin bagi mereka yang horang kayah ngga begitu merasakan ini apalagi yang duitnya sampe ngga ada digitnya. Hal ini mah kecil. Tapi bagi kami yang tingkat ekonominya mempritahinkaan sedikit saja terjadi goyangan dampaknya bisa meleret kemana-mana. Belum lagi orang-orang yang terjerat hutang dan berbagai kredit ini itu. 

Makanya tiap hari lihat berita atau informasi apapun seputar corona ini satu aja yang saya rasain, sedih. Apalagi tak kurang dari 2 minggu lagi umat muslim akan melaksanakan ibadah puasa dan idul fitri dimana euforia ramadhan itu biasanya sudah terendus sejak sebulanan, kini melempem. Karena rakyat harap-harap cemas dengan keadaan gaduh ini.

Kapan wabah ini berakhir?
Semua mungkin bertanya kapan wabah ini berakhir? jawabnya tidak ada yang tau karena sampai hari ini belum ada obatnya. Meskipun gejalanya ringan saja tapi virus ini bisa membunuh hanya dalam hitungan jam. Jika seseorang tersuspek virus ini maka ia harus mengisolasi diri selama 14 hari ke depan. Sendirian. Ngga boleh dijenguk apalagi di dekati. Jika meninggal dia akan meninggal sendirian. Sedih lagi kan.

Yang ada kita hanya berharap pada sang Maha Pemilik Langit dan Bumi agar dihindari dari virus ini dan diberi kesabaran dalam menghadapinya.


Lanjut di part berikutnya ya.

Tag : kesehatan
Back To Top