Sejarah Wayang Kulit Sebagai Kesenian Indonesia

Dwina.net - Wayang kulit sebagai salah satu warisan sejarah yang masih lestari hingga kini meski sudah sangat tergerus dek zaman. Namun wayang kulit yang dalam perjalanannya sempat diklaim orang negara lain sebagai warisannya hingga terjadi perdebatan. Bagaimana wayang kulit akhirnya menjadi warisan negara Indonesia? Berikut ulasannya! 

Wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna "bayangan", hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja. 



Mengulik Fakta Sejarah Wayang Kulit Di Tanah Jawa
Apa pikiran yang pertama muncul di benak anda saat mendengar wayang kulit? Kesenian indonesia, atau malah teringat masyarakat jawa? Banyak sejarawan menyimpulkan bahwa sejarah wayang kulit bermula di tanah Jawa.

Kesenian tradisional wayang kulit memang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Jawa. Di Indonesia, umumnya kesenian wayang kulit ditampilkan pada perhelatan tertentu seperti pesta. Pada salah satu kasus, wayang kulit juga dijadikan sebuah media untuk permenungan menuju roh para dewa.

Beginilah Proses Penciptaaan Wayang Kulit
Dalam sejarah perwayangan, sejarah wayang kulit diyakini merupakan awal dari jenis-jenis wayang yang berkembang di masa kini. Dibandingkan dengan jenis wayang lainnya. Wayang kulit memang terbilang unik.

Hal tersebut dapat terlihat dari bentuk dan bahan wayang yang dibuat dari lembaran kulit kerbau yang sebelumnya telah dikeringkan.

Dengan sedikit sentuhan, pengrajin wayang akan menyulap kulit kerbau menjadi bentuk wayang yang unik dan mampu bergerak menjadi dinamis.

Pada pembuatannya, bagian siku tubuh wayang akan disambung dengan menggunakan sekrup. Uniknya, sekrup ini dibuat dari tanduk kerbau.

Awal Mula Sejarah Wayang Kulit di Indonesia
Sebenarnya, sampai saat ini sejarah wayang kulit memang belum memiliki bukti yang konkret.

Namun sebagian cerita mengatakan bahwa wayang kulit telah ada sebelum abad pertama. Yaitu tepatnya ketika ajaran hindu dan budha mulai masuk ke area asia Tenggara.

Dari cerita inilah, kesimpulan bahwa wayang kulit datang dari India atau pun Tiongkok mencuat. Selain itu, bukti lain yang menguatkan sejarah tersebut yaitu miripnya tradisi turun temurun yang dimiliki antara kedua negara tersebut. Mulai dari tradisi penggunaan bayangan boneka atau pertunjukannya.

Jivan Pani sendiri mengatakan bahwa perkembangan wayang berasal dari dua jenis seni yang berasal dari Odisha dan India Timur. Yaitu kesenian Ravana Chhaya atau seni teater boneka dan tarian chhaku.

Pada catatan sejarah wayang kulit di Indonesia, wayang juga dibuktikan dari sebuah prasasti yang ditemukan dari tahun 930. Dalam prasasti tersebut dijelaskan mengenai si Galigi Mawayang.

Itu sebabnya, sampai saat ini, fitur teater boneka tradisional tersebut tetap ada. Adapun, maksud dari Galigi sendiri yaitu seorang penampil sebuah pertunjukan ketika acara atau upacara penting.

Pada masa itu, Galigi biasa membawakan cerita tentang ksatria dari kisah Mahabharata yang dikenal dengan sebutan Bima. Di dalam kakawin Arjunawiwaha yang dibuatanya, Mpu Kanwa mencatat bahwa penampilan galigi terjadi pada tahun 1035.

Tidak hanya itu, Mpu Kanwa juga menjelaskan secara gamblang bahwa Galigi merupakan seseorang yang hanya memiliki jarak satu wayang dari Jagatkarana. Dan itu artinya pergerakan dalang (Galigi) hanya memiliki jarak satu layar dengan kita.

Meskipun belum memiliki bukti sejarah yang konkrit. Namun kesenian wayang kulit telah mendapatkan pengakuan di masyarakat.

Bahkan pada tanggal 7 November 2003, UNESCO telah mengakui wayang kulit sebagai karya kebudayaan di bidang narasi yang sangat berharga.

Mengetahui Sejarah Wayang Kulit Lebih Dalam dari Karakter Perwayangan
Salah satu alasan mengapa dari sekian jenis wayang, wayang kulit lah yang diakui oleh UNESCO yaitu karena di Indonesia wayang kulitlah yang paling dikenal. Selain keunikannya, wayang kulit juga dikenal dari karakter perwayangannya.

karakter dalam wayang kulit sendiri cukup banyak. Salah karakter yang cukup populer yaitu karakter Punakawan. Karakter punakawan merupakan salah satu karakter wayang kulit yang terdiri dari empat orang.

Umumnya, dalam karakternya, punakawan digambarkan sebagai seorang pengikut yang memiliki sikap jenaka dari pahlawan yang menjadi karakter utama di dalam cerita.

Adapun empat orang tersebut yaitu semar atau Ki Lurah Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong. Dalam ceritanya, empat orang ini memiliki karakter yang berbeda-beda. 



Mengenal Sejarah Wayang Kulit dari Jenisnya
Berbicara mengenai sejarah wayang kulit tentu akan kurang lengkap jika tidak mengetahui mengenai jenis dari kesenian wayang kulit juga. Pada hakikatnya, ada beberapa jenis wayang kulit di Indonesia.

Diantaranya yaitu Wayang Kulit Gagrag Banyumas, Wayang Kulit Banjar, Wayang Kulit Siam, dan sebagainya. Umumnya, setiap jenis wayang akan memiliki gaya pendalangan yang berbeda.

Salah satu yang bisa menjadi contoh yaitu wayang kulit Gagrag Banyumas. Wayang ini memiliki gaya pendalangan yang disebut dengan Pakeliran.

Pada karakternya, pendalangan ini memiliki gaya dengan nilai yang menggambarkan cara mempertahankan diri.

Selain itu pakeliran juga mengandung unsur-unsur antara lain lakon, sabet atau gerakan yang dilakukan wayang, narasi, percakapan antar katakter atau catur, dan yang terakhir musik atau karawitan.






Tag : sejarah
Back To Top