Aktivitas Pagi di Masa Pandemi Covid-19 Yang Boleh Kamu Tiru

Dwina.net - Terasa ngga terasa ternyata covid-19 sudah hampir satu tahun ya, teman. Ingat banget awal mula meletus di Indonesia sekitar bulan Maret. Pertengahan Maret lebih tepatnya. Anak-anak mulai diliburkan.

Awalnya sih semua happy, eh ngga dink. Para pedagang yang hobby mangkal di depan gerbang sekolah tentu ngga happy. Ekonomi seketika anjlok. Dunia seperti membeku. Diam atau lebih tepatnya ketakutan. Setiap orang saling memproteksi diri sendiri agar jangan bersentuhan dengan benda-benda yang konon dapat menjadi media penghantar virus ini.

Masker medis mendadak langka dan kalaupun ada, masker itu dijual dengan harga menakutkan, lebih takut lihat harga masker daripada lihat kunti. Bukan hanya masker, segala perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri) juga payah di cari. Tim medis berhamburan dan menjadikan Rumah Sakit sebagai rumah utama.


Hampir seluruh negara terkena dampak virus ini. Hampir satu tahun lamanya dunia mengalami kemunduran. Manusia yang konon memiliki pemikiran dan gagasan hebat tiba-tiba keok dengan mahluk tak kasat mata ini.

Di situ saya mengambil hikmah bahwa benarlah kalau selaku umat islam, kita diperintahkan membaca surah Al Ikhlas, Al Falaq dan An nas menjadi surah yang baik bila sering-sering dibaca. Ke tiga surah ini mengandung makna, keikhlasan, dan mohon perlindungan hanya kepada Allah.

Kembali pada kehidupan new normal yang digaungkan oleh pemerintah Amerika, saya selaku emak-emak Asia nun di Sumatera masih belum bisa mengerti tentang makna new normal. Please kalau ada yang faham boleh dijelaskan.

New normal tentu berbeza bagi setiap orang. Ada yang dari awal memang merasa ngga ada bedanya. Ada yang mulai berani sedikit beraktifitas di luar rumah. Dan ada yang masih setia mengurung diri di rumah. New normal ternyata diartikan lain bagi setiap orang.

Dirumahku sendiri, new normal tidak disambut dengan antusias. Aktifitas yang kami lakukan sehari-hari masih biasa saja. Anak-anak belum diperbolehkan sekolah, jadi masih belajar daring via WA, video dan chanel you tube sebagai penyelamat. Miris sih, karena menurutku, dimasa seperti inilah kreatifitas guru dalam memberi materi dipertaruhkan.

Pembelajaran di mulai pagi hari pukul 08:00 dengan do'a dan harapan selamat dari guru pembimbing melalui  WA. Jangan tanya bagaimana gaya penulisan si ibu guru. Aku udah ngelus dada aja. Sampe rata dah dadanya wkwkwkwk.

Well, jadi kegiatan pagi biasanya dimulai dengan bermalas-malasan. Ini ngga banget untuk ditiru ya, Kawan. Tapi jujur, anak saya semenjak sekolah daring jadi sangat santai. Selepas shalat subuh, lanjut tidur sampai jam 8 – 9 pagi. Bangun, Cuma untuk menggeliat-geliat kayak ulat beluncas. Bila mak, dah marah, baru bergegas ke kamar mandi. Mandi seadanya yang penting basah dari kepala sampai kaki.

Lepas mandi, sarapan. Sarapan yang sangat terlambat. Jam 10 atau 11 baru sarapan. Tapi tetep, meskipun terlambat dia sama sekali ngga mau makan banyak. Satu atau dua keping roti, sudah.

Setiap hari begitu terus. Pening dong, Mamak. Solusinya, saya buat kegiatan pagi yaitu olah raga. Alhamdulillah, rumah kami dekat dengan hutan kota Pekanbaru. Lumayan luas mungkin ada sekitar 1 hektar. Ditumbuhi dengan berbagai jenis pohon dan rimbunan tanaman kecil. Ada track joging dan sungai kecil yang membelah di tengah hutan.


Lumayan untuk melemaskan kaki, memompa jantung dan menyehatkan mata. Intensitas memandang layar gadget dan laptop meningkat tajam semenjak pandemi. Otomatik mata semakin cepat lelah. Kawan, kalian tahu, kan. Salah satu cara menyehatkan ialah dengan memandang kehijauan. Dan hutan kota adalah tempat yang sesuai, hemat dan efisien karena disini tidak ada pedagang.

Yah, itu saja sampai saat ini kegiatan pagi saya bersama anak. Tentu berbeda dari kalian. Boleh dong berbagi kisah.
 

 



Back To Top