Burlian - Serial Anak-Anak Mamak

Selesai sudah salah satu novel karya Tere-Liye yang berjudul Burlian. Dalam serial anak-anak mamak ini aku banyak menemukan pengajaran tentang betapa polos dan sedikit nakal yang ada dalam diri anak-anak. Aku rasa semua anak memang memiliki sisi yang berbeda tentang kelakuan mereka. Justru kita sebagai orang dewasa yang kudu lebih memahami dunia mereka.

Dalam Serial Anak-Anak Mamak ini ada dua orang tokoh yang membuat aku terkesan. Pertama tentang seorang anak yang dianggap kurang waras bernama Samsurat. Dia suka menyendiri, melamun, berbicara tak jelas dan sering di ledek oleh anak-anak di kampung. Tapi semua berubah sejak adanya SDSB di kampung tersebut. Sumpah, seumur-umur aku baru tau kalau SDSB itu merupakan program pemerintah yang artinya Sumbangan Dana Sosial Berhadiah. Hal yang menggelikan kalau ternyata program SDSB itu sebenarnya adalah judi. Dan itu merusak ketentraman warga kampung. Lalu apa hubungan SDSB dengan Samsurat?

Samsurat, pemuda kampung yang selama ini dianggap kurang waras ternyata menjadi terkenal sejak dia berbicara tak jelas, menyebutkan deretan angka. Rupanya angka yang disebut oleh Samsurat adalah angka bertuah dalam program SDSB itu. Warga kampung langsung mendeklamasikan bahwa Samsurat adalah orang sakti yang mampu memprediksi nomor keberuntungan SDSB. Fenomena seperti ini sebenarnya sering terjadi di kalangan masyarakat kita. Di mana seseorang langsung terkenal karena menemukan sesuatu yang dianggap sebagai benda ajaib (seperti ponari misalnya).

Kisah Samsurat ini mengingatkan aku pada seorang pemuda di tempat tinggalku dulu. Emak bilang dia seumuran denganku, pemuda yang memiliki cacat fisik, tak bisa berbicara dengan baik, memiliki mata yang (maaf) sedikit melotot sehingga jika dia melihat, matanya seperti ingin keluar, serta kaki dan tangan yang tidak dapat digerakkan selayaknya manusia normal. Pemuda tersebut bisa dikatakan dibuang oleh keluarganya. Dia dianggap sebagai pengganggu padahal dia memiliki sifat yang sempurna selayaknya manusia normal. Tapi karena cacat fisik akut yang di deritanya membuat dia terpinggirkan dari keluarganya sendiri.

Pemuda itu kemudian diasuh oleh seorang lelaki, tapi sayang lelaki tersebut malah mengambil keuntungan dari kekurangan yang ada pada pemuda tersebut. Ya, lelaki itu justru menjadikan pemuda cacat tersebut sebagai media untuk memanggil roh halus, untuk kemudian ditanyai nomor keberuntungan apa yang akan keluar besok. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa meskipun program SDSB sudah dihapus pemerintah tapi program-program serupa yang notabene adalah judi, masih marak di kalangan masyarakat kita kan. Walaupun dijalankan secara sembunyi-sembunyi, tapi masih banyak orang yang meminati jenis perjudian seperti SDSB walaupun sudah berganti nama, entah apa namanya aku sendiri kurang tau.

Kalau difikir, dalam hal ini siapa yang bodoh, apakah pemuda cacat tersebut atau lelaki yang mengasuhnya. Atau mungkin masyarakat yang bodoh karena percaya dengan hal yang belum jelas kebenarannya. Entahlah, tapi tak bisa dipungkiri bahwa banyak orang yang suka menilai sesuatu dari luarannya saja, tanpa menilik lebih jauh.

Terlepas dari salah satu tokoh yang di ceritakan Tere-Liye dalam novel Burlian, ada banyak lagi kisah menarik yang layak dibaca dan kaya akan pengajaran hidup. Tokoh lain yang tidak kalah menarik adalah Pak Bin, seorang guru yang telah mengajar di kampung tersebut selama dua puluh lima tahun. Bahkan sangking lamanya, hampir semua warga di kampung tersebut pernah menjadi muridnya.

Hmm.. penasaran seperti apa ceritanya? baca deh novel karya Tere-Liye yang satu ini, Burlian, dalam Serial Anak-Anak Mamak. Kamu bukan hanya akan dibuat tersenyum tapi juga terharu ketika membacanya. Tere-Liye mengupas kehidupan warga kampung yang nun jauh di pedalaman Palembang dengan bahasa yang apik dan sederhana namun maknanya sungguh tidak sesederhana itu.
Tag : artikel
Back To Top