Ngga Punya AC, Air Purifier dan Quarter Mask, Ini Cara Kami Bertahan dalam Bencana Kabut Asap

Dwina.net - Ngga punya AC, Air Purifier dan Quarter Mask, Ini Cara Kami Bertahan dalam Bencana Kabut Asap

Bencana kabut asap kembali datang dan setiap tahunnya memang begitu selalu saja ada perusahaan yang menyuruh bawahannya atau orang-orang bawahannya untuk sengaja membakar lahan agar bisa ditanami kembali. Perintah tidak tertulis dan tidak diketahui ini secara pasti terjadi di Riau dan kawasan penyedia perkebunan sawit di beberapa daerah di Indonesia. 

Sebut saja Kalimantan, Jambi dan Riau. 3 Provinsi ini termasuk dalam penyuplai sawit terbesar di Indonesia. Sayangnya pemilik perusahaan tidak mau keluar uang banyak. Mereka memilih menyuruh orang-orang bayaran untuk membakar lahan. Hasilnya api yang sangat besar itu merambat ke hutan-hutan di sekitar dan tahu sendiri apa yang terjadi kemudian? ya kebakaran hutan. Itulah nyatanya. 

code404/pixabay

5 tahun lalu kabut asap pernah separah ini dan sekarang terjadi lagi. Masyarakat menjerit, perekonomian lumpuh, mahasiswa demo dan kesehatan rakyat menurun. Rumah-rumah sakit penuh dengan pasien ISPA, bahkan beberapa hari lalu diberita online tersebar ada bayi yang baru 3 hari lahir harus meninggal karena terhirup asap. Keluarga mereka bukan keluarga mampu yang bisa membeli AC, rumahnya papan dan dekat dengan lahan yang terbakar. Miris ngga? Miris kawan, Saya yang punya 2 anak kecil yang satunya masih batita lebih mengencangkan usaha dan do'a agar mereka terhindar dari ISPA. 

Ada beberapa cara yang saya dan suami lakukan untuk menghindari asap masuk ke rumah dan membersihkan udara. Usaha ini kami lakukan karena di rumah tidak ada AC, Air Purifier dan Quarter Mask. Kami hanya punya kipas angin dan masker N95 aja. Lalu apa yang kami lakukan agar kesehatan anak tetap terjaga. Ini beberapa caranya:

Tutup pintu dan jendela serta ventilasi udara
Pengap ngga mak? pengap. Tapi ngga ada pilihan lain selain menutup semua jendela dan ventilasi udara agar asap dapat diminimalisir masuk ke dalam rumah. Sedang pintu hanya dibuka sesekali saja. Keadaan ini sudah berjalan 2 minggu. Karena asap jadi matahari tidak bisa langsung ke bumi akibatnya keadaan terasa gelap, seperti mendung tapi ngga ada hujan. Udara panas. Maka kipas jadi pilihan. Siang malam kipas hidup supaya asap yang masuk bisa di buang keluar meskipun ya masuk lagi.

air purifier buatan

Bikin Air Purifier buatan aka akuarium tanpa ikan
Ini hasil karya suami, kata beliau gelembung udara yang dihasilkan dari pompa air ini akan menangkap partikel udara yang kotor sehingga tidak berterbangan. Minim sih tapi ini satu usaha yang efektif menurut saya. Sebab sejak di pasang akuarium tanpa ikan ini udara di dalam rumah jadi lebih bersih. Asap tidak terlalu tercium kecuali lewat tengah malam dimana udara semakin dingin asap pun menebal. Jadi jangan heran kalau tiap pagi, begitu buka pintu kamar yang tercium asap duluan.


Membekali anak dengan masker N95
Ada sih masker sekali pakai tapi saya ngga sarankan ini untuk anak-anak. Mereka harus pakai N95 yang saringannya lebih tebal. Tapi ini dipakai hanya pada waktu mereka keluar rumah. Itupun jarang. Sebab mereka saya kurung dalam rumah. Ini sudah terjadi selama 2 minggu. Mereka bosan, saya tau. Tapi mau bilang apa. Mereka hanya boleh keluar rumah sebentar saja, untuk menghilangkan kebosanan. Abis itu dijeritin lagi, Masuk.... asap...

Rutin minum madu dan air putih
Kesehatan paling penting. Udara sudah kotor jadi menjaga kondisi kesehatan merupakan keharusan yang maksimal. Untuk kami yang dewasa saya tambahin jeruk nipis. Anak-anak sih sebenarnya bagus juga minum madu yang dicampur jeruk nipis, tapi mereka ngga mau. Si bayi malah muntah waktu saya kasih minum madu + jeruk nipis. 

Bertahan tidak membakar sampah
Ini sebenarnya serba salah kawan, jujur saya sudah gatal pingin bakar sampah di depan rumah yang menumpuk. Tapi di tengah bencana asap gini rasanya ngga tega. Ini kayak sebuah kemunafikan nyata. Kita nyetatus kabut asap, heboh minta pemerintah segera berindak cepat, selamatkan bumi, bla..bla...blaa tapi tega bakar sampah dengan alasan sampah udah banyak. Ah, kan cuma sampah doang. Hadeuh mak... ini aseli bikin kesel. 

Seperti kejadian pagi ini ketika saya sedang asik ngetik eh kecium bau asap yang pekat banget. Saya fikir wah asap kok makin tebal aja nih. Eh, tau-tau tetangga depan rumah bakar sampah. Pantesan.... padahal asap lagi parah-parahnya, eh ditambah bakar sampah makin tebal dan bikin sesak aja. Sedih kesel campur aduk bikin baper.

Ngga tau mau ngomong apa, akhirnya saya tutup pintu lagi dan berdo'a semoga hujan segera turun supaya asap ini bisa berkurang dan hilang. Aamiin...
Tag : Lingkungan
Back To Top