Cara Memahami Bahasa Kasih Pasangan Sebelum Terlambat


Beberapa tahun belakangan ini kita sering dikejutkan dengan berita-berita perpisahan pasangan rumah tangga seolah kita tidak tahu cara memahami bahasa kasih pasangan. Dari mulai artis sampai tetangga sendiri. Ada yang sudah bertahan sampai 24 tahun usia perkawinan, bahkan mungkin lebih. Namun tetap saja. Jalan perpisahan yang ditempuh.

Pengalaman berumah tangga memang tidak melulu dapat dirasakan semua orang. Banyak diantara kita yang tidak atau belum menemukan jodoh. Tapi menjalani hari-hari bersama pasangan dalam bingkai rumah tangga juga bukan hal yang mudah.

Sore itu saat sedang ngobrol bersama teman, saya dikejutkan oleh berita bahwa suami teman saya sudah dua bulan tidak pulang ke rumah. Kaget pastinya, sebab setahu saya, mereka adalah pasangan yang bahagia dan berkecukupan dari segi ekonomi dan selalu terlihat kompak. Pengalaman betapa sulitnya mendapatkan anak pertama rasanya sudah cukup menjadi bukti bahwa mereka akan saling sokong menyokong dalam menghadapi apa jua cabaran dalam rumah tangga.

Namun ternyata tidak demikian, memasuki tahun ke 10 pernikahan, goncangan demi goncangan seakan tidak dapat dielakkan. Dari mulai alasan suami yang mengatakan bahwa rumah kotor, anak-anak nakal, isteri gemok, masakan tak sedap sampailah pada tidak memahami keinginan suami di atas katil. Rasa-rasanya semua itu hanyalah alasan yang dibuat-buat.

Alasan yang menjadi sebab suami berpaling pada perempuan lain. Gadis lain yang lebih kurus, cantik pandai berdandan. Urusan boleh mengurus rumah atau masak nanti, kira belakang. Yang penting hasrat untuk bersama perempuan baru itu begitu menggebu dan menggelapkan mata.

Pertengakaran demi pertengkaran tidak dapat dihindari. Semua berlaku di depan anak-anak yang masih dalam usia emas. Semua di serap oleh mereka bak spons menyerap air. Jelas terekam hingga alam bawah sadar. Bahayakah? Tentu sahaja. Tapi, siapa yang dapat menghindari ketika emosi tengah meletup-letup?

Kenali Bahasa Kasih Pasangan Itu Penting Karena Dapat Mengikatnya


Mengikat dalam hal ini bukanlah menjadikan pasangan kita sebagai budak atau orang yang boleh disuruh-suruh sehingga hilang rasa hormat. Tidak demikian. Memahami bahasa kasih pasangan itu seperti kita menyelami diri kita sendiri, keinginan kita, kegemaran kita dan sesuatu yang bikin kita tersenyum senantiasa dan merindukan dia bila tak ada di depan mata.

Teman-teman tentu ingat bagaimana masa pertama kali bertemu dengan kekasih, bagaimana hati merindu jika sehari sahaja tak berjumpa. Inginnya terus-terusan berjumpa atau bertelepon dengan dia. Rasanya semua indah bukan? Tapi, rasa itu tidak selalu dapat dipertahankan ketika sudah berumah tangga. Urusan ekonomi, sosial dan adaptasi dengan keluarga pasangan kerap bikin lupa bahwa pasangan kita adalah orang pertama yang harusnya kita ambil perhatian dengan serius. Apatah lagi jika anak-anak sudah lahir. Kesibukan menguru mereka menjadikan kita lupa untuk memperhatikan pasangan.

Ada berapa bahasa kasih yang umumnya ada dalam tiap manusia tak kiralah dia lelaki atau perempuan. Dan sebaiknya kita ketahui supaya jiwa itu dapat diisi atau di charge selalu. Apakah jenis bahasa kasih itu?

  1. Kata-kata pendukung atau pujian
  2. Saat-saat mengesankan atau waktu
  3. Sentuhan fisik
  4. Pelayanan
  5. Dan, menerima hadiah.

Baca Juga : 3 Keutamaan Menutup Makanan dan Minuman

Sekarang dari lima bahasa kasih ini coba fahami yang mana bahasa kasih pasangan dan anak-anak. Dulu ketika masih bayi selalunya kita mendapat ke lima-lima bahasa kasih ini. Selalu dipuji, selalu dijaga senantiasa menghabiskan waktu bersama dengan bayi, selalu digendong, dipeluk, dilayani dengan sepenuh hati dan kerap mendapat hadiah. Lihat baju yang lucu langsung pingin beli untuk bayi kita.

Nah, ketika beranjak dewasa bahasa kasih ini lama-kelamaan berkurang. Padahal setiap jiwa kita perlu di cas bahasa kasih ini. Kalau tidak jiwa akan kosong dan kehilangan percaya diri. Kekosongan inilah yang menjadi penyebab diri ingin mencari pelampiasan. Melampiaskan kekosongan jiwa inilah yang kadangkala tidak sesuai dengan ikatan rumah tangga.

Anak yang bahasa kasihnya pujian tapi tidak pernah atau jarang mendapat pujian dari orang tua akan kehilangan rasa percaya diri. Tidak berani mencoba hal-hal baru meskipun sebenarnya dia mampu. Bisa jadi, selama ini jika dia melakukan sesuatu yang hebat menurut dirinya, respon dari orang tua biasa saja atau bahkan merendahakan. Padahal, charger yang paling cepet naik itu ialah charger orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan dirinya.

Begitu pula jika anak mempunyai bahasa kasih waktu, sentuhan fisik, pelayanan dan menerima hadiah. Karena selama hidupnya dia tidak atau jarang mendapat charge jiwa, maka akhirnya dia mulai mencari hal lain yang dapat mengisinya. Banyak kasus dimana kita lihat anak gadis jalan dengan lelaki yang layak dipanggil om atau ayah? Dia nampak nyaman dengan lelaki tersebut meskipun segala hujatan ditujukan padanya sebagai pelakor atau cabe-cabean mungkin.

Awalnya bisa jadi bukan semata-mata karena uang. Tapi karena ada sisi jiwanya yang kosong dan dapat diisi oleh si lelaki yang jauh lebih tua tadi. Kalau sudah begitu, jangan heran dia akan dengan suka rela memberikan apa yang dimaui lelaki tersebut asalkan bahasa kasih jiwanya terpenuhi.

Begitupun dengan pasangan kita. Cobalah untuk mengenali bahasa kasihnya. Perhatikan dan rasakan apa yang paling membuatnya tersipu atau tersenyum bahagia jika kita melakukan sesuatu pada dirinya.

Ada contoh kasus. Lelaki ini setelah menikah tidak mengizinkan isterinya bekerja di luar rumah. Selalu dan selalu sang isteri meminta izin untuk bekerja di luar, namun selalu saja suaminya berkata "Kalau mau menghasilkan uang, carilah pekerjaan yang bisa dilakukan dalam rumah." Alasan lainnya, karena anak-anak tidak ada yang menjaga. Awalnya sang isteri menerima, karena masa itu anak-anak memang masih kecil. Tapi, menjelang anak beranjak besar sekitar usia 10 tahunan begitu. Tetap saja sang isteri tidak diizinkan kerja di luar rumah.

Selidik punya selidik ternyata suaminya ini tidak suka bila ketika dia pulang kerja, dia tidak melihat isteri ada di rumah. Bahkan sebenarnya selama ini, dia merasa nyaman ketika pergi bekerja, dia tahu isteri ada di rumah. Dia tahu isterinya tidak pergi bekerja dari pagi hingga petang seperti dirinya. 

Alasannya bukan karena kalau isteri di rumah pasti ada yang masakin, ada yang mengurus rumah, ada yang menjaga anak. Bukan itu! Alasan terbesar karena waktu. Bahasa kasih suami adalah waktu yang dia ingin ketika pulang ke rumah ada isteri yang selalu punya waktu menemaninya. Tidak sibuk bekerja dan mengejar karir seperti dirinya.

 

Bagaimana Cara Memahami Bahasa Kasih Pasangan?

Memahami bahasa kasih pasangan memerlukan keikhlasan. Sebab ini sifatnya mencari tahu dirinya dengan mengesampingkan dulu keinginan kita. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita pun ingin agar pasangan memahami  apa bahasa kasih diri kita. Atau selama ini kita sendiri belum tahu apa bahasa kasih diri sendiri?

Kalau belum tahu apa bahasa kasih diri sendiri, cobalah untuk memahami apa bahasa kasih pasangan terlebih dahulu. Supaya nantinya, dia pun akan mencari tahu bahasa kasih kita. Jangan katakan, "Mau enaknya dia sendiri aja!. Kita capek-capek memahami bahasa kasihnya. Eh, dia cuek aja." Okeh, kalau ini ada dibenak ibu-ibu maka cara memahami bahasa kasih pasangan ini tidak akan ada gunanya. Tapi percayalah bahwa apa yang kita tanam pasti akan kita tuai hasilnya, bukan?

Jika pasangan hidup kita suka tatanan barang yang teratur, rapi dan kemas maka bahasa kasihnya adalah pelayanan. Mengapa demikian? Orang yang bahasa kasihnya pelayanan suka melihat benda yang letaknya teratur, jadwal atau ritme hidupnya juga teratur. Seperti seorang perfeksionis yang menginginkan semua dalam koridor aturan hidupnya. Jika tipe pasangan seperti ini, maka kita harus pandai melayani kebutuhannya, mulai dari pakaian, makanan, benda-benda yang dia gunakan dan lain sebagainya.

Berbeda dengan orang yang bahasa kasihnya hadiah. Anda bisa mencoba dengan memberikan hadiah kepada pasangan. Jika dia benar-benar exited dan tersenyum-senyum terus jika diberi hadiah, merasa dirinya dihargai dan moodnya baik, maka bisa dipastikan bahasa kasihnya hadiah. Anda bisa memberikan hadiah-hadiah kecil atau makanan kesukaannya, mengajaknya berlibur sebagai hadiah dan lain-lain. Tak perlu mahal, sesuaikan dengan budget. Yakin deh, meskipun anda cuma membawakan bala-bala sepulang dari kerja, tapi dia menerima seolah itu adalah berlian. Maka bahasa kasihnya hadiah.

Eh, tapi bukankah semua orang suka diberi hadiah. Betul, tapi ada yang benar-benar menghargai hadiah itu dan ada juga yang hanya senang sesaat terus hadiah itu dibiarkan. Jika pasangan anda orang yang begini, maka bahasa kasihnya bukan hadiah.

Manfaat dari memahami bahasa kasih pasangan

Secara umum manfaatnya tentu akan lebih mempererat hubungan antara suami isteri. Rumah tangga lebih harmonis dan masalah-masalah rumah tangga dapat di atasi dengan lebih mudah. Karena setiap pasangan memahami apa bahasa kasih pasangannya. Jangan malas atau pasrah dengan keadaan. Rumah tangga itu panjang perjalanannya. Bahkan sampai menutup mata. Tentu kita ingin, pasangan kita akan terus bersama sampai ajal menjemput, bukan?

 


 

Back To Top