Masih Seperti Dulu

Pagi kemarin ketika aku bangun tidur Ha Pe ku berbunyi pertanda ada SMS masuk, dengan mata yang masih kriyep-kriyep aku baca isi SMS itu, bunyinya adalah ucapan selamat pagi dalam bentuk kata yang bagus. Selesai membaca aku membalas sms itu seadanya, maklum saja wong aku masih diatas tempat tidur dan otak ini masih belum bekerja seutuhnya. Aku tidak menyangka ternyata balasan dariku membuat kami berselisih faham.

Memang antara aku dan beliau ada masalah yang belum terselesaikan, jadi ketika dia mengirimiku SMS aku teringat dengan masalah kami dan aku ingin kejelasan mengenai hal tersebut.

Begini masalahnya...

Ada barang yang aku mau dan aku sudah memberikan uangnya 4 bulan yang lalu, beliau janji akan mengirimkan barang itu setelah aku mentransfer uang padanya. Sebenarnya barang itu bukan untuk aku tapi untuk kakak sepupuku. Alamat rumah kakak sudah kukirimkan lengkap dan dia berjanji akan segera mengirimkannya kealamat tersebut. Setelah beberapa minggu ternyata kiriman itu tidak sampai. Aku SMS temenku untuk menanyakan apa barang itu sudah dikirim atau belum. Beliau bilang barangnya sudah dikirim tapi ternyata kembali lagi padanya karena alamat rumah kakakku tidak bisa dicari.(rumah kakakku di wilayah perkebunan Teh)

Akhirnya aku mengambil keputusan barang itu sebaiknya dikirim kerumahku saja, berdasarkan pengalaman, biasanya, barang yang dikirim temanku selalu sampai. Beliau setuju dan aku segera mengirimkan alamat rumahku selengkap-lengkapnya.

Bulan berganti bulan tapi barang yang dikirimkannya tak kunjung sampai, aku diam saja. Aku tunggu kabar dari beliau, dalam benakku mungkin dia sibuk dan tidak sempat mengabariku tentang kiriman tersebut.

Sudah 4 bulan berlalu dan pagi kemarin ketika Ha Pe ku berbunyi, aku membalas sapaan paginya sekaligus menanyakan tentang barang itu dan balasan yang aku terima adalah:

"Barangnya akan dikirim minggu depan sekalian dengan uangmu, maaf atas ketidaknyamanan ini"

"Waktu aku kirim barangnya kembali lagi padaku 2 kali dan aku yang menanggung semua biaya pengirimannya, tapi sudahlah kau memang sudah banyak berubah"

"kau tidak seperti yang ku kenal dulu sudah lebih pintar, sapaan pagiku dibalas dengan pertanyaan. Excellent!!"

3 SMS beruntun masuk tanpa permisi, aku ulang lagi membaca tulisan di Ha Pe ku. Tidak salah bacakah aku? Kenapa hanya karena pertanyaan tentang kiriman barang yang tidak kunjung tiba meleret sampai ke berubah-berubah segala?

Dan SMS yang telah merusak mood pagiku berlanjut sampai ke siang, aku jelaskan padanya kalau aku tidak mempersoalkan uang yang sudah ku kirim, sungguh aku tidak menginginkan uang itu kembali. Kalau memang barang itu akan dikirim, aku terima tapi kalaupun tidak samapai tak jadi masalah sebab aku bisa mencarinya di Medan. Tapi dia tetap dengan kemauannya, dia mau aku mengirimkan nomor rekening tabunganku di bank.

Aku bilang aku tidak punya tabungan di Bank. Aku menabung di Mall, di Bioskop, di Toko Buku dan di Warung Tetangga. Maksud hati ingin bergurau tapi sayang lagi-lagi aku salah. Dia makin mengatakan ini.. itu.. yang intinya akan segera mengembalikan uangku.

Akhirnya aku jengkel SMS terakhir darinya aku diamkan. Kufikir tak ada gunanya pembicaraan via SMS ini diteruskan. Biarlah. Masalah barang itu sampai atau tidak aku tak perduli. Hanya karena masalah sekecil itu aku sudah dinilai berubah, padahal aku rasa aku masih seperti dulu

- Masih mandi 2 kali sehari
- Masih minum Teh pagi hari
- Masih kerja
- Masih makan nasi
- Masih ngeblog
- Masih tidur
- Dsb...Dst...Dll...
Aku juga masih waras untuk tidak menuntut apa yang sudah aku berikan ikhlas 4 bulan yang lalu. Saat uang itu aku kirim, aku menganggap uang itu sudah bukan hak ku lagi. Karena akan digunakan untuk membeli barang yang aku mau sekaligus untuk biaya pengirimannya. Lalu jika pagi kemarin aku menanyakan apakah barang itu sudah dikirim atau belum, apakah aku sudah dikatakan berubah? Aaaaaaarrrhhhh......

NOTE: Ditulis dengan penuh Erosi
eeeehhh....salah. Emosi. wuahahhahahhah


Tag : curahan hati
Back To Top