Kunjungi Wisata Pantai Bengkalis Riau



Beberapa waktu lalu kami sekeluarga mendadak pergi rombongan ke Kabupaten Bengkalis, salah satu kabupaten di Riau dengan pemandangannya yang lebih banyak didominasi oleh pantai. Berangkat pukul 5 sore selepas keponakan tampil di acara ulang tahun salah satu mall di Pekanbaru. Dengan mengendarai mobil kami membelah sore Kota Pekanbaru. Aku dan anakku duduk di depan, sementara di belakan ada kakak ipar, anaknya, makcik dan anak2nya. Mobil yang sarat penumpang tidak membuat khawatir justru sebaliknya kami riang gembira karena ini perjalanan pertama kami pergi beramai-ramai.

Memasuki kapal Ro-Ro (roll on-roll off) jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Kapal Ro-ro ini adalah kapal yang tugasnya mengantarkan penumpang dari dan ke luar Bengkalis. Dengan biaya Rp.100.000/mobil ro-ro ini adalah satu-satunya jalan karena jalur darat belum lagi ada saat ini. Suasana kapal lumayan penuh, lagipun karena hari sudah malam, kami malas untuk keluar dari mobil, jadilah makan malam dilakukan dalam mobil. Perut yang sebenarnya tidak terlalu lapar jadi latah ingin makan karena melihat penumpang lain di dalam mobil makan dengan lahap.

Pukul 11 malam kami tiba di wisma Bupati Bengkalis yang tidak lain adalah abang iparku sendiri. Malam itu kami menginap di sana. Besoknya kami langsung bersiap-siap menuju ke Selat Baru sebuah pantai yang baru beberapa tahun dibuka oleh pemerintah Bengkalis untuk menjadi salah satu tujuan wisata pantai. Selat baru masih lagi asri namun kekurangan berbagai fasilitas seperti MCK. Kita bisa menikmati wisata pantainya yang juga terbilang masih sederhana.

Namun ada yang menarik kala itu dimana sedang berlangsung acara pesta pantai. Acara dibuka dengan kata sambutan dari pemerintah Kabupaten Bengkalis dan di lanjutkan dengan pelepasan secara seremonial kapal nelayan ke laut. Pelepasan ini sendiri di iringi dengan tarian dari masyarakat suku asli Bengkalis. Dengan membakar kemenyan, alat musik berupa gendang dan suling dimainkan lalu keluarlah 4 orang wanita menari mengelilingi kapal yang nantinya akan dilepas kelaut.

Tari pelepasan kapal suku asli Bengkalis
 
Tidak hanya wanita, anak-anakpun ikut menari bersama. Beberapa orang yang mengerti tentang tarian ini dibolehkan ikut karena semakin banyak yang menari diharapkan tujuan dari ritual ini bisa mencapai tujuan yaitu hasil laut yang melimpah, laut yang bersahabat sehingga nelayan dapat melaut dengan tenang. Aku ikut terbawa arus kegembiraan masyarakat yang bersuka cita mengikuti acara sampai selesai. Setelah selesai menari maka kapal buatan itu diarak ke laut, sampai ke tempat yang dirasa dalam perlahan kapal yang terbuat dari kayu dan gedebok pisang serta daun nipah dilepas ke laut masih tetap diiringi musik tradisional suku asli Bengkalis.

Miniatur kapal yang akan dilepas ke laut


Kami tidak ikut sampai ke tengah laut, terlalu bahaya untuk anak keci yang waktu itu ikut dengan kami. Acara selanjutnya adalah lomba balap perahu yang diikuti oleh masyarakat sekitar. Kami lebih memilih berjalan-jalan menyusuri pantai bersama beberapa penduduk. Pasir yang dipijak memang tidaklah putih namun terasa lembut dikaki cukuplah untuk penghilang penat.

Keriangan di Selat Baru Bengkalis


Anakku yang paling senang menikmati pantai karena ini pengalaman pertamanya dibawa berwisata pantai. Menjelang siang matahari sudah terik dan sakit dikulit. Kami memutuskan untuk kembali ke wisma karena sorenya kami harus pulang ke Pekanbaru sebab besoknya anak-anak sudah harus kembali ke sekolahu. Liburan kali ini begitu menyenangkan dan semoga ada kesempatan lain waktu berkunjung ke Selat Baru, Kabupaten Bengkalis, Riau lagi.
Tag : Jalan-jalan
Back To Top