Menuju Srikandi Blogger 2013

Tahun 2008 untuk pertama kalinya aku buat blog itupun dibantu oleh seorang temanku yang mengerti serba sedikit tentang cara membuat blog. Nama bintang Air aku ambil karena aku berrasio Aquarius yang berlogo air dan sejak saat itu bintang air aku bawa sebagai namaku di dunia maya. Perjalanan blogku mengalami pasang surut, ini dikarenakan moodku yang berubah-ubah. Tapi aku ingat mulai tahun 2008 sampai 2010 aku merasakan semangat ngeblog yang tinggi. Hampir tiap hari aku berkunjung ke rumah blog teman-teman jadi tidak heran kalau kolom komentarku bisa mencapai puluhan orang. Kala itu dunia blog menjadi teman yang tidak bisa aku tinggalkan karena media sosial lain seperti facebook masih jarang sekali aku gunakan apalagi twitter wehh sama sekali ngga kenal tuh.

Isi blogku sederhana saja berisi tentang curhatan dari kegiatanku sehari-hari dan apa yang aku rasakan. Aku sama sekali ngga mikirin apa itu SEO apa itu key word dan tetek bengek soal bagaimana blog kita bisa berada di halaman pertama mbah Google, aku pure ngeblog dari hati. Sampai pada satu keadaan yang merubah hidup dan dunia ngeblogku.

Tahun 2010 aku menikah sebagai seorang istri aku tentu ingin menjadi yang terbaik di mata suamiku. Melayani dan mengikuti arahannya. Aktifitas ngeblogku berkurang, ini aku lakukan karena aku merasa dunia nyataku lebih penting dari mayaku. Kalau tadinya aku ngeblog siang malam kini aku lakukan hanya sesekali saja. Apalagi kini haluan ngeblogku berubah kalau yang dulunya aku pure curhat kini aku mulai mikirin SEO padahal sejatinya aku ngga begitu ngerti soal itu. Tidak mau dibilang bodoh aku berusaha untuk mempelajarinya. Perlahan tapi pasti haluan tulisanku berubah, apalagi ketika orang terdekatku pernah bilang
"Nulis yang serius kenapa, jangan curhaaat mulu"
Jderrr.... aku kaget dibilang gitu, jadi selama ini ngga suka ya sama tulisanku, fikirku dalam hati.

Masih ingin berusaha akupun mulai belajar nulis artikel yang serius. Aku mulai menjajaki dunia penulisan baru yang lebih serius. Pernah aku menjadi penulis konten yaitu nerima pesanan penulisan untuk website orang lain. Jujur aku senang karena tiap tulisanku dibayar dengan harga yang sudah di nego lebih dulu. Lalu bagaimana dengan blog pribadiku si bintang air ini. Perlahan namun pasti dia mulai tenggelam jauh ke dasar alam sadarku. Aku sadar kalau bintang air mulai kehilangan nafasnya. Bintang air ngga lagi bersinar seperti dulu. Aku tidak lagi BeWe seperti, yang sering aku lakukan hanya posting dan posting, tidak heran kalau akhirnya temen-teman yang tadinya sering berkunjung ke blogu pergi satu persatu.

Kala itu setengah hatiku senang karena bintang air menjadi blog yang layak diperhitungkan untuk urusan SEO tapi secara silaturahmi bintang air seperti mahluk egois yang mementingkan diri sendiri. Lama-lama aku ngga tahan dan aku mematikan keinginanku untuk menulis. Tiap kali ingin menulis aku ketakutan. Ya, aku takut tulisanku di baca beliau, aku takut ada bahasa yang ngga sesuai, aku takut kalau bintang air hanya berisi curhatan lagi.

Bintang air hampir mati. Aku malas melihatnya, berkunjung ke blog lain, huh jangan di tanya. Entah sudah berapa lama blogwalking ngga pernah aku lakukan lagi. Setiap kali ada teman yang bertanya aku jawab.
"Sibuk ngurusin anak, ngga sempet ngeblog" #tersenyum kecut.
Berhari-hari, berbulan hingga hampir setahun aku menyepikan diri dari dunia blog. Tiap kali ingin menulis, keinginan itu menguap. Ide-ide di kepalaku berterbangan entah kemana, padahal sebenarnya aku seringkali berimajinasi pada sebuah keadaan. Bisa jadi saat sedang nyuci atau masak aku merangkai cerita dalam kepalaku. Ingin aku tuangkan di blog tapi lagi-lagi aku urungkan.

Semangat ngeblogku turun naik. Kadang saat ingin posting aku hanya nulis singkat saja, atau aku hanya mempublish apa yang sudah ada di draf. Bisa dibilang aku sedang mengalami krisis percaya diri. Semua masalah, rasa tidak puas, kecewa dan sakit aku pendam dalam hati. Hingga pada satu saat aku ngga tahan lagi. Aku nulis sebuah kalimat singkat di fb. Eh, ternyata statusku itu di baca sama temenku yang juga blogger. Merasa ada yang tidak beres dengan diriku, dia komen lebih singkat dari statusku
"mak ?" itu saja.
Tapi dari komen singkat itu aku terharu dan selanjutnya isi hatiku aku tulis via sms. Saran dari dia membuatku terdiam.
"menulis mak, tulislah apa yang kamu rasakan, kalau ngga mau di baca orang, tulis di draf untuk kamu konsumsi sendiri"
"Jangan di pendam mak.. segala rasa yang kamu hadapi sekarang perlu tempat untuk diluapkan"
Dari situ aku mulai lagi mencari jati diriku, mau apa aku ini? kenapa anak yang aku jadikan alasan kemalasanku? Kenapa hidupku datar sekali? padahal aku punya akses ke luar lewat dunia internet. Apa salahnya kalo tulisanku hanya berisi kegiatanku dan hal-hal yang aku sukai? Apa perduliku tentang SEO? apa harus setiap tulisanku berada di halaman satu Google? Semua bercampur jadi satu dan aku mulai kembali melihat blogku. Melihat tulisan-tulisan lamaku, komen teman-teman dan.... aku rindu. Rindu saat seperti dulu.

Kemudian temanku memasukkan namaku di grup Kumpulan Emak Blogger (KEB), katanya ini grup khusus perempuan. Menjadi anggota KEB aku minder, ya aku sangat tidak percaya diri. Apalagi pas berkunjung ke blog anggota KEB, wah tulisannya bagus-bagus aku bisa merasakan si penulis menulisnya dengan ringan hati. Ada keikhlasan dalam tiap tulisannya. Aku jarang sekali komentar di status teman-teman grup KEB, gak PeDe. Itu jawabnya. Walaupun aku mulai menulis lagi, aku jarang mengenalkan tulisanku di KEB. Tapi aku sering masuk ke grup ini dan melihat-lihat informasi.
Salah satunya info tentang pemilihan Srikandi Blogger. Aku tersenyum pas baca pengumuman kontes ini. Dalam hati, wah hebatnya Emak-emak Admin di KEB, idenya cemerlang. Aku baca persyaratannya dengan teliti dan hanya 2 hal yang bikin aku lega. Pertama blogku sudah berusia lebih dari 2 tahun. Kedua aku sudah berusia lebih dari 20 tahun. Just it, selebihnya aku tidak memiliki keyakinan kalau aku bisa lolos kontes ini. Ekspektasiku pada diri sendiri berada pada level rendah dan tidak ada tendensi apa-apa ketika mendaftar.

9 April kira-kira jam 2 pagi aku baru tahu kalo aku lolos 50 besar, teman tahukah bagaiman perasaanku waktu itu? aku terharu banget, ngga sadar aku menangis sendirian. Lama aku terdiam di depan layar laptopku dan di sana tertera namaku. Apa yang dilihat oleh Emak – emak Juri di blogku ya? Aku yang jarang nongol di grup dan jarang sekali ngenalin tulisanku bisa lolos. Tuhan, ini hadiah manis yang engkau berikan padaku di saat yang tepat. Saat aku sedang ingin kembali merasakan euforia blogging, merasakan kalau di luar sana banyak teman-temanku yang sudi berbagi cerita walau hanya lewat baris-baris kalimat. Aku percaya juri memilihku karena berbagai pertimbangan. Dan apapun itu aku akan berusaha bertanggung jawab atas apa yang sudah aku mulai. Memasukkan namaku sendiri ke kontes ini berarti aku harus siap dengan segala kemungkinan. Aku tidak begitu ambisi untuk menang, aku hanya ingin berbagi, aku hanya ingin ngoceh dengan mereka, ingin tertawa dan yang pasti ingin punya teman.

Ah sederhana sekali. Tapi itulah sejatinya aku. Aku belum bisa menulis sesuai dengan kode etik penulisan yang baik. Aku juga belum bisa menulis sesuai dengan alur yang lurus dari awal hingga akhir. Aku lebih suka nulis ngalor ngidul. Saat ingin curhat aku ingin melepaskannya tanpa beban, tanpa takut bahwa tulisanku akan membuat marah orang lain. Aku butuh tempat pelepasan beban hatiku. Kala ingin berpuisi aku akan berpuisi meskipun bintang air bukan khusus blog puisi. Dan ketika ingin menulis artikel yang penting aku akan menuliskannya dengan bahasa yang serius.

Aku harap dengan adanya ajang pemilihan srikandi blogger ini menjadi wadah untuk para wanita Indonesia berbagi dan mencurahkan ide, kreatifitas, emosi, informasi dan sebagainya dengan cara positif melalui media apa saja. Tidak perlu mencari tempat pelarian yang makin menjerumuskan jika punya masalah. Karena itu akan semakin merumitkan hidup kita sendiri. Banyak membaca, banyak menulis dan berbagi informasi positif akan membuat kita semakin yakin bahwa hidup tidak harus di isi dengan kesakitan, ada banyak kebahagian di sekeliling kita dan selalu ada cara untuk mendapatkannya.

Perempuan yang hebat adalah perempuan yang masih bisa tersenyum ketika dia disakiti, tetap melayani dengan ikhlas. Menutup mulut ketika ada orang yang sibuk ingin mengetahui masalah pribadinya. Menyerah bukan berarti kalah, tapi mengalah sesaat untuk mendapatkan kemenangan yang gemilang, karena kemenangan akan lebih manis terasa lewat perjuangan yang tak kenal arti menyerah.






Tag : curahan hati
Back To Top