Pentingnya Mendampingi Anak Menghadapi Pubertas Sejak Usia Tamyiiz

Pentingnya mendampingi anak menghadapi pubertas sejak usia tamyiiz - Pubertas adalah masa dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan pematangan seksual. Masa pubertas biasanya dialami sejak usia 8 atau 10 tahun dan berakhir di usia 16 atau 17. Hal ini juga bergantung pada lingkungan, gaya hidup dan makanan yang dikonsumsi. Masa pubertas atau dalam islam disebut baligh adalah masa yang rentan bagi seorang anak. Karena pada saat itu anak mulai mencari dan penasaran tentang perubahan yang terjadi pada dirinya. Itulah sebabnya mengapa anak perlu didampingi agar tidak terjadi penyimpangan seksual akibat dari salahnya ia menerima informasi.

Pada anak perempuan masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi dan pada anak laki-laki akan mengalami mimpi basah. Sebelum masa pubertas ini berlangsung sebenarnya ada masa dimana anak bisa disiapkan secara mental untuk menghadapinya. Yaitu masa tamyiiz. Apa itu tamyiiz?

Tamyiiz secara bahasa berarti memilih, secara istilah yaitu masa dimana seorang anak sudah bisa membedakan satu sama lain dan sudah bisa berkomunikasi baik dengan teman sebayanya dan orang dewasa.



Dalam tamyiiz tidak ada patokan umur tertentu, orang tua dapat menentukan sendiri sesuai dengan kemampuan anak. Namun jika dikaji secara usia, umumnya anak sudah dapat berkomunikasi dengan baik di usia 7 tahun. Bahkan menurut ulama Ibnu Qayyim al Jauziyyah ada juga seorang anak yang memasuki masa tamyiiz ketika usia 5 tahun.

Pendidikan apa yang perlu diberikan ketika anak usia Tamyiiz?

Ajarkan anak untuk mulai shalat lima waktu. Shalat menjadi hal utama yang penting untuk diajarkan karena bukan hanya sebagai wujud syukur kepada Allah tapi juga bagaimana ia menjaga waktu-waktu shalatnya. Jika sejak dini shalat diajarkan tepat waktu maka untuk urusan dunianyapun anak akan tepat waktu.

Berikan corrective action ketika anak melalaikan shalatnya. Corrective action bukan berarti menghukumnya, akan tetapi memberi peringatan bahwa melalaikan shalat itu tidak boleh. Harus ada aksi jelas dari orang tua bukan sekedar ancaman atau menakut-nakuti anak tentang hukuman orang yang melanggar waktu shalat.

Bimbing anak dalam memasuki masa tamyiiz. Mumayiiz adalah istilah anak yang memasuki masa tamyiiz. Saat itu organ seksualnya masih belum sempurna sebagaimana anak yang mengalami masa pubertas hingga menjadi dewasa. Walaupun cara berfikir dan berkomunikasinya mulai nyambung dengan orang dewasa, anak tetap perlu diawasi dan dibimbing.

Jangan pernah bosan untuk mengingatkan anak dan berikan waktu kepada anak untuk dapat mengungkapkan perasaannya. Setiap orang ingin didengar begitu juga anak. Orang tua yang membiarkan anaknya memilih sendiri apa yang disukainya akan berakibat fatal pada pola pikir anak.

Hindari berbohong pada anak mumayiiz. Berbohong akan berdampak negatif karena ketika anak mengetahui kebenarannya, maka sangat sulit untuk mendapat kepercayaannya kembali. Anak akan mencari tahu kebenaran dari orang lain, atau cara lain yang justru akan membahayakan.

Berikan waktu yang lebih untuk anak bereksplorasi.  Mengeksplor kemampuan anak dengan bermain diluar rumah, mengamati lingkungan sekitar dapat menumbuhkan rasa empat pada anak. Anak juga dapat memilih mana pergaulan yang baik dan buruk bagi dirinya.

Anak mumayiiz sudah bisa membedakan mana aurat laki-laki dan perempuan. Penting bagi ibu dan saudara perempuan untuk tidak berpakaian minim di rumah. Begitu pula dengan ayah  yang putrinya memasuki masa tamyiiz. Berikan aturan jika ingin masuk ke kamar orang tua misalnya dengan mengetuk pintu. Menghormati privacy orang tua terutama diwaktu selepas isya', sebelum subuh dan setelah dhuhur.

Mengenalkan anak tentang masa pubertas. Tambahkan wawasan anak tentang apa itu pubertas dan apa yang akan dilaluinya ketika masa itu menghampirinya. Berikan pengetahuan dari sumber yang terpercaya misalnya berbasis agama. Berikan waktu pada anak untuk berfikir dan mengungkapkan perasaannya.


Dimasa tamyiiz anak-anak sudah menjadi manusia yang hampir sempurna apalagi dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin terbuka. Jika kita mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi masa pubertas insha Allah mereka akan mengharungi dunia dewasa tanpa turbulensi sehingga mampu menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab.
Back To Top