Sejarah Payung dan Keunikannya

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pada bulan-bulan akhir tahun biasanya curah hujan lebih besar dibanding bulan-bulan pada awal tahun. Jika melihat atau terkena hujan kita selalu tercari benda yang satu ini. Dialah umbrella atau payung berasal dari kata “umbra” , dalam bahasa Latin yang artinya bayangan.

Payung adalah salah satu peninggalan jaman dahulu pada saat Yunani masih berjaya. Pada masa itu payung digunakan untuk melindungi pemakainya dari sengatan matahari. Tentu saja, pemakainyapun terbatas pada kalangan penguasa, pejabat tinggi atau bangsawan.
 
Di Cina pula payung diciptakan untuk melindungi diri dari curahan hujan, dengan kreatif mereka melapisi payung yang terbuat dari kertas dengan lapisan lilin khusus sehingga payung menjadi keras dan kaku. Jika di Cina, payung digunakan untuk melindungi diri dari curahan hujan. Di benua Eropa payung lebih dikenal sebagai aksesoris para perempuan. Tampilan payung menjadi lebih feminin dengan bahan kain yang diberi hiasan renda pada tepiannya serta ukuran yang lebih kecil dan ringan menjadikan payung lebih digemari perempuan.


Memasuki abad ke-18 seorang lelaki Inggris, Jonas Hanway merombak kebiasaan ini, dengan penuh percaya diri, dia membawa payung ke muka umum dan pada masa selanjutnya para lelaki mulai mengikuti jejaknya. Design payung untuk lelaki berbeda dengan payung untuk perempuan. Payung lelaki lebih besar dan berat, berdesign kaku serta berwarna hitam.

Sekarang payung sudah dimodifikasi sedemikian rupa, dan dapat di pakai oleh siapa saja. Tidak ada lagi perbedaan antara payung untuk lelaki dan untuk perempuan. Pesan saya: sediakan payung sebelum mendung. Karena jika hujan turun, payung bisa digunakan untuk melindungi diri dari curahan hujan. Dan jika mendung berubah menjadi panas, payung juga bisa digunakan untuk melindungi diri dari sengatan matahari :)
Tag : artikel, sejarah
Back To Top