Tanaman Pecah Beling Sebagai Obat Antikanker

Keanekaragaman tanam-tanaman obat di Indonesia sudah lama menarik hati para peneliti asing untuk keperluan medisnya. Melalui pelabagai rekayasa telah ditemukan baragam obat untuk beragam penyakit. Tak hanya penyakit untuk hewan, untuk manusiapun bisa. Salah seorang anak Indonesia yang meneliti 50-100 tanaman obat untuk obat antikanker di Indonesia adalah serorang wanita. Namanya Susi Endrini yang menemukan obat antikanker dalam bentuk teh dan sup dari tanaman pecah beling (Strobilanthes Crispus).

Kisah penelitian obat antikankernya berawal dari tanaman obat Indonesia yang ditanam kawannya orang Malaysia. Tanaman itu adalah tanaman pecah beling. Dari situ ia, yang sudah terbiasa meneliti. Tertarik pada tanaman itu. Daun tanaman itu kemudian diekstrak memakai pelarut dengan tingkat kepolarannya berbeda, mulai dari n-heksana, etil asetat, lkoroform, dan metanol. Dari hasil penelitiannya, ekstrak kloroform dari pecah beling mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi.

Ekstrak ini kemudian diujikan kepada beberapa jenis kultur sel kanker seperti kultur sel kanker hati, kultur sel kanker kolon, dan kultur sel kanker payudara. Selain dari tanaman dia atas, tanaman obat lain yang telah ditelitinya adalah likopen dari tomat, kacang kedelai, semangka (Citrullus vulgaris) dan pepaya (Carica papaya), bayam merah (Amaranthus gangeticus), S.androgynus, mimba (Azadirachta indica) dan daun sirih (Piper longum).



Penelitian yang dilakukan di negara Malaysia ini menyebabkan Susi mendapat banyak penghargaan dari pemerintah Malaysia seperti: Anugerah Emas (Gold Medal) tahun 2003, Anugerah Rekacipta dan penyelidikan, universitas Putra Malaysia, Anugerah Perak (Silver Award) tahun 2002 dll. Tanaman pecah beling juga banyak ditanam di Malaysia seperti Hospital Putra Jaya Malaysia.
Back To Top