Aku dan Neng Geulis (baca: gelis)

Setahun yang lalu, kalo gak salah sih tengah bulan Juni untuk pertama kalinya sejak aku berkutat di dunia blogspot, aku ngerasain yang namanya kopdar a.k.a kopi darat alias ketemu di dunia nyata dengan salah seorang sahabat yang sering wara-wiri di blog.

Sudah setahun berlalu tapi aku masih mengingat awal perjumpaan kami hingga akhirnya sampai saat ini kami masih saling berhubung. Walaupun Neng Geulis asal Serang ini masih stay di negeri jiran. Tapi semua itu gak menghalangi persahabatan kami.

Dan inilah sedikit penggalan cerita dan pendapatku selama bersahabat dengan Neng Geulis yang pinter nulis ini.

Siang itu setelah lebih 2 jam dalam bis, aku turun dan bergegas menuju tempat yang sudah kami janjikan sebelumnya. Terminal Pudu Raya Kuala Lumpur.

Setibanya di sana rupanya Neng Geulis yang aku tunggu belum juga nongol, duh aku gelisah banget secara aku cuma pergi sendirian. Tunggu punya tunggu ampe 4 jam deh keknya (Bentar banget kan 4 jam itu), aku nungguin sendirian ampe laleran, lumutan plus kelaperan. Setelah 4 jam berlalu akhirnya Neng Geulis yang ditunggupun tiba. Sambil cengengesan dia nyamperin aku yang waktu itu udah ngesot di lantai surau.

Cerita di singkatin.

Setelah babak perkenalan dilewati ternyata kami nyambung, mungkin karena sama-sama berprofesi sebagai kuli kali yeeee... kita berdua jadi gak kikuk gitu. Ngomong ngalor ngidul, ngetan ngulon ampe mulutku berbuih-buih dan neng geulis berbusa-busa *emang ada bedanya ya?*

Dari perjumpaan kami itu aku berpendapat kalo Neng Geulis ini baiiiiiiiiiiiikkkk banget *ketauan dari iii dan kkk yang banyak banget*.

Aku ngerasa dia nih salah satu orang yang kritis dengan kondisi para TKI di Malaysia. Tulisan-tulisannya banyak mengenai penganiayaan warga Indonesia dan kegiatannya yang bergabung dengan berbagai organisasi di Kuala Lumpur. Duh like an angel deh pokokke.

Setelah 2 kali ketemu aku pulang ke Indonesia sebab kontrak kerjaku sudah selesai. Persahabatan kami dilanjutkan via online lagi. Saling menyapa dan berbalas komen di facebook, plurk, YM dan blog tentunya.

Bulan kemarin Neng Geulis berencana bikin kontes menulis. Sebagai sahabat, aku tentu sumbang saran donk.... tapi sayang di hari pertama dimulai sampai berakhirnya kontes aku gak bisa ikutan secara diriku gak bisa online dengan alasan yang sangat menyedihkan.

Mengetahui hal ini Neng Geulis bukannya prihatin tapi malah ngamuk-ngamuk. Hubungan persahabatan kami yang tadinya masih legit jadi berubah amis dan sadis.

Belakangan aku baru tau kalau neng geulis punya hobby menthung. Bayangin sodare-sodare, ngakunya temen, lah kok diriku abis di hajar mulu????.
Di Plurk aku di penthung, di Facebook aku di gebhuk bahkan ketika kami Chatting berdua aku selalu kena penthung.

Emakkk.... apa salahkuuu... Kenapa aku punya sahabat sadis seperti Neng Geulis. (nih gayanya Neng Geulis kalo abis selesai menthungin aku)

Aku akui aku memang perempuan baik yang tidak sombong, suka menabung gemar bercanda dan jarang marah *lebay*. Tapi karena sering kali di sakiti jiwa militerku pun meluap, kesabaranku menguap dan sisi baikku hilang berganti dengan naluri iblis yang harus bertindak jauh lebih sadis dari neng geulis.

Aku mulai mengatur strategi, berlatih keras demi untuk membalas dendam. Mencari informasi tentang Neng Geulis, dan bertarung secara wanita

Pada saat perang penthung terjadi, tiba-tiba aku mendengar satu berita yang bikin aku menang total. Satu kisah benar tentang Neng Geulis yang lagi naksir seseorang sampai ketelingaku.

Takut kalau berita ini dicium oleh para blogger infortaiment, Neng Geulis cepet-cepet kirim pesen ke fbku
Neng Geulis: "jangan disebarin dunk.... *please*..."

Aku: "yiiihaaaaaa"

#dedicated for my best friend= Anazkia#
Note: Maaf neng jika ada salah kata, bukankah perselisihan bikin kita makin menghargai arti sebuah persahabatan jika kita menyingkapinya dari sudut yang positif?
Tag : iseng
Back To Top