Penemu Alat Penghancur Jarum Suntik

Limbah jarum suntik yang berasal dari rumah sakit atau Puskesmas harus dimusnahkan. Karena jarum suntik yang sudah menjadi limbah itu dianggap mengandung virus atau penyakit menular. Selama ini untuk mengatasi limbah jarum suntik, dokter atau tenaga kesehatan lainnya kerap menggunakan metode mengubur atau memakai insinerator. Cara ini sebenarnya sudah baik, hanya saja kurang tepat dan tidak efisien.

Insinerator memerlukan tempat khusus dan energi besar, disamping melebur jarum suntik tanpa mencapai titik leburnya. Untuk menjadikan jarum suntik yang terbuat dari stainless steel menjadi serbuk, dibutuhkan 1.200 derajat celsius. Oleh karena itu, harus dicari alat yang mampu membakar jarum suntik hingga titik lebur, hemat energi dan efisien.

Berawal dari itulah, kemudian Ir. Hariadi MT seorang peneliti LIPI merancang alat yang lebih praktis ketimbang insinerator. Alat yang dibuat oleh Hariadi dinamakan Syringe Sheredder SS-500. Sebuah alat penghancur jarum suntik yang bisa dibawa kemana-mana (portable) dengan tenaga motor listrik sebesar 100 watt.

Cara kerja alat ini adalah memanfaatkan panas tinggi yang ditimbulkan oleh gesekan ketika proses penghancuran dilakukan secara mekanis. Dibandingkan dengan insinerator, alat ini bekerja lebih cepat. Untuk membakar jarum suntik menjadi serbuk berukuran 0,005 mikron hanya mamakan waktu paling lama 10 detik. Hebat bukan...

Ketika sudah terdaftar dan memiliki paten, Syringe Shredder SS-500 diproduksi oleh Medinas. Dengan penemuan ini penanganan limbah dan virus dari jarum suntik dapat dicegah.

Sumber: 30 penemu Indonesia
Tag : artikel, tokoh
Back To Top